Selasa, 23 Agustus 2011

KEBIASAAN AKAN MEMBAWAMU KEPADA KESUKSESAN ATAU KEHANCURAN

Tulisan ini saya buat setelah saya membaca buku The 7 Habits of Highly Effective Teens oleh Sean Covey. Setelah saya membaca dari halaman pertama banyak keingintahuan yg akan muncul terus menerus hingga ingin membacanya sampai akhir. Sangat menarik setelah saya menemukan beberapa kutipan yang tercantum di dalamnya seperti berikut :

“Taburkan pikiran maka akan menuai perbuatan, Taburkan perbuatan maka akan menuai kebiasaan, Taburkan kebiasaan maka akan menuai karakter, Taburkan karakter maka akan menuai Takdir”

Itulah salah satu kutipan yang selalu saya ingat, dimana setiap perbuatan yang kita lakukan sebenarnya bermula pada apa yang kita pikirkan. Kita berfikir hal buruk yang terus menerus maka tersugestilah pikiran kita tersebut hingga dapat menjadi kenyataan, dan sebaliknya jika kita berfikir hal yang baik dan percaya akan hal baik itu, maka hal baik itulah yang akan menjadi kenyataan. Namun, memang saya akui tidak selalu argument itu 100% adalah benar. Itu tergantung tingkat kekuatan pikiran yang kita miliki dan kemauan dari dalam diri kita sendiri yang akan dapat mendorongnya menjadi sebuah kenyataan.

Pikiran, perbuatan, kebiasaan, karakter, dan tujuan akhir merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Dimana semuanya saling berurutan dan sangat berpengaruh dalam menentukan arah kehidupan. Adanya perbuatan karena adanya pikiran, adanya kebiasaan karena adanya perbuatan, adanya karakter karena adanya kebiasaan, dan takdir seseorang ditentukan oleh karakter seseorang.

Oleh karena itu, karakter yang terbentuk dengan kebiasaan yang baik maka akan baik sedangkan kebiasaan buruk akan membentuk karakter yang buruk yang dapat menghancurkan dri manusia itu sendiri. Kebiasaan  merupakan hal utama untuk dapat mencapai tujuan akhir yang diharapkan atau bahkan sebaliknya. Tidak ada yang memaksakan kebiasaan itu harus baik untuk setiap orang, karena pada dasarnya manusia dilahirkan di dunia ini adalah baik. Tergantung cara kita dalam mengelolanya.

Dalam bukunya The 7 habits of Highly Effective Teens, dijelaskan tentang kebiasaan-kebiasaan yang dapat membawa perubahan besar yaitu :

1.    Kebiasaan pertama adalah “menjadi proaktif”, langkah pertama untuk meraih kemenangan pertama, kemenangan pribadi. Kebiasaan ini menuntut kita agar mampu mengendalikan hidup kita karena kita merupakan sumber pendorong diri kita sendiri, kitalah kapten dalam hidup kita dan kita dapat memilih jalan hidup kita sendiri.
2.      Kebiasaan kedua adalah “merujuk pada tujuan akhir”. Hal ini berarti mengembangkan gambaran dengan jelas ke mana kita akan melangkah dalam hidup ini. Kita diharapkan mampu mengendalikan takdir kita sendiri, bukan orang lain yang justru akan menenggelamkan kita dalam ketergantungan. Kita harus mempunyai visi/ satu tujuan hidup yang jelas dan misi-misi untuk meraih tujuan hidup tersebut. Sehingga tidak ada tujuan yang bercabang-cabang dan tidak jelas.
3.      Kebiasaan terakhir untuk meraih kemenangan pribadi adalah “dahulukan yang utama”. Dalam kebiasaan ini dibagi tipe-tipe orang berdasarkan bagaimana mereka melakukan sesuatu dengan melihat kapasitas kepentingannya. Orang yang menempati peringkat pertama adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Pada peringkat kedua adalah orang yang suka menentukan prioritas diikuti “Yes-Man” dan pemalas. Intinya kita harus berusaha menjadi orang yang suka menentukan prioritas, terpola, dan terencana dalam menjalani hal-hal penting. Membiasakan diri untuk tidak melakukan hal penting dalam kondisi mendesak. Namun sudah terpola, dan terencana sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal.Dan menentukan hal-hal prioritas mana yang harus dilakukan.
4.      Setelah meraih kemenangan pribadi kita disajikan kebiasaan-kebisaaan yang akan mengantarkan pada kemenangan publik. Kebiasaan untuk meraih kemenangan tersebut tertulis dalam bagian keempat buku ini yaitu kebiasaan 4 hingga kebiasaan 6. “Berpikir menang - menang” merupakan kebiasaan keempat. Melalui kebiasaan ini kita diajak menata pola pikir kita supaya dapat peduli terhadap orang lain. Di sini kita juga ditatar bahwa kesuksesan itu banyak sekali. Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa kebaikan kecil yang kamu berikan kepada orang lain mungkin tak kamu sadari bahwa kebaikanmu itu bernilai besar baginya, siapa yang menanam kebaikan maka akan menuai kebahagiaan dan suatu saat nanti akan mendapat balasan yang tak kan kau kira.
5.      Kebiasaan kelima mengajarkan kita untuk memahami hakikat hidup yang sebenarnya. Apa itu? Setiap individu memerlukan teman untuk bertukar informasi, share, ataupun curhat. Inti dari kebiasaan ini adalah kita berusaha untuk memahami terlebih dulu, baru dipahami. Memahami bukan berarti menggurui, bukan berarti melontar nasihat-nasihat yang mungkin tidak diharapkan oleh lawan bicara kita. Memahami versi Sean adalah mendengarkan. Jadilah pendengar yang baik.
6.      Kebiasaan terakhir dalam meraih kemenangan publik adalah mewujudkan sinergi. Apa itu sinergi? Sinergi tercapai kalau dua orang atau lebih bekerjasama untuk menciptakan solusi yang lebih baik ketimbang kalau sendirian. Bukannya jalanmu sendiri atau jalan raya, melainkan jalan yang lebih baik, jalan raya. Sinergi merupakan upah yang kita peroleh setelah mahir melakukan kebiasaan lainnya terutama berpikir menang/menang dan berusaha memahami terlebih dulu (pendengar yang baik).
7.      Puncak dari buku ini ada pada kebiasaan ketujuh. Kebiasaan yang menjadi penentu dalam mencapai kemenangan pribadi dan kemenangan publik. Kebiasaan ini membimbing kita untuk mampu menjaga keseimbangan empat dimensi kehidupan yang kita miliki. Dimensi-dimensi tersebut adalah tubuh, otak, hati, dan jiwa. Semua dimensi itu memiliki pengaruh satu sama lain serta berpengaruh pada dua kemenangan dalam hidup.

Dari penjelasan-penjelasan yang sudah saya tuliskan di atas, sebagai mahasiswa dan sebagai remaja akhir, kita sepatutnya menerapkan ke tujuh kebiasaan tersebut dalam hidup kita, sehingga arah dan tujuan dalam hidup kita dapat terarahkan dengan baik hingga meraih puncak kesuksesan yang maksimal. Ubahlah paradigma yang menganggap bahwa “saya tidak mampu”, pakailah kacamata baru yang dapat melahirkan pergeseran paradigma kearah yang lebih baik bagi hidup kita. Beranilah dalam melakukan perubahan. Buang jauh-jauh persepsi bahwa kita tidak punya kemampuan apa-apa, karena pada dasarnya setiap manusia yang dilahirkan adalah sama, tergantung cara kita mengolahnya.

Saya ingat tokoh-tokoh besar yang sangat berpengaruh untuk kehidupan seluruh umat manusia di dunia, antara lain : Mahatma gandi, Bill gates, Einstein, Thomas Alfa Edison, dll. Coba Anda amati proses perjalanan hidup mereka. Kita ambil contoh saja Thomas Alfa Edison, pada saat menduduki kelas SD , dia dianggap sebagai murid yang nakal dan tidak cerdas sehingga dia dikeluarkan dari sekolahnya dan pada akhirnya dia memutuskan untuk belajar autodidak/belajar sendiri tanpa bimbingan guru atau orang lain. Namun, tak disangka dia berhasil menemukan sebuah alat canggih yang dapat dinikmati oleh orang banyak yaitu bola lampu yang biasa kita gunakan sebagai penerangan.

Untuk menjadi orang besar, tentukanlah tujuan akhir yang dapat berguna bagi orang banyak bukan sekedar untuk kepentingan pribadi/keluarga. Tentukanlah visi yang besar untuk kepentingan publik hingga kita dapat mengukir nama kita dalam sejarah. Tentukanlah tujuan hidupmu dari sekarang sebelum terlambat dan menyesalinya. Dan ubahlah kebiasaan – kebiasaan yang dapat menghancurkan tujuan akhir hidup kita dengan kebiasaan- kebiasaan yang seimbang antara jasmani,otak,dan rohani.